Surabaya, 11 September 2025~Dalam dunia event, promosi bukan lagi sekadar soal memasang poster, sebar brosur, atau posting di media sosial. Saat ini, strategi data-driven marketing jadi senjata utama untuk memastikan sebuah event bisa tepat sasaran, ramai pengunjung, bahkan sukses terjual tiketnya.
Di sinilah data-driven marketing hadir sebagai game changer. Dengan strategi ini, promosi event bukan lagi tebak-tebakan, tapi berbasis data nyata tentang siapa audiensmu, apa yang mereka suka, dan bagaimana perilaku mereka.
Apa Itu Data-Driven Marketing dalam Event?
Data-driven marketing adalah strategi pemasaran yang berbasis pada data nyata—bukan sekadar asumsi. Data ini bisa berupa:
-
Data demografi peserta (usia, jenis kelamin, pekerjaan).
-
Minat dan preferensi (genre musik favorit, hobi, topik seminar yang diminati).
-
Kebiasaan online (platform yang sering digunakan, jam aktif, jenis konten yang disukai).
-
Riwayat kehadiran event sebelumnya.
Dengan data ini, penyelenggara bisa menyusun strategi promosi yang lebih personal, relevan, dan efektif.
Manfaat Data-Driven Marketing untuk Event
1. Promosi Lebih Tepat Sasaran
Daripada promosi “asal sebar”, data membantu penyelenggara menjangkau audiens yang benar-benar relevan.
Contoh: Event musik jazz lebih efektif dipromosikan ke orang yang sering mendengarkan playlist jazz di Spotify atau follow akun komunitas musik.
2. Meningkatkan Penjualan Tiket
Data dari event sebelumnya bisa menunjukkan kapan peserta paling banyak membeli tiket. Dengan begitu, kamu bisa tahu waktu terbaik buat bikin promo early bird atau flash sale.
3. Memahami Perilaku Peserta
Dari data, kamu bisa tahu apakah audiens lebih suka beli tiket lewat website, aplikasi, atau marketplace tertentu. Insight ini membantu mempermudah proses pembelian tiket di event berikutnya.
4. Membuat Pengalaman Event Lebih Personal
Bayangkan kamu hadir di event dan langsung dapat rekomendasi booth atau sesi talkshow sesuai minatmu. Itu bisa terwujud dengan pemanfaatan data, misalnya lewat aplikasi event atau sistem registrasi digital.
5. Evaluasi & Perbaikan Event Berikutnya
Setelah event selesai, data bisa membantu mengukur apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki. Misalnya, sesi A lebih ramai daripada sesi B, atau booth tertentu lebih banyak menarik perhatian. Semua ini jadi bahan evaluasi berharga.
Cara Menerapkan Data-Driven Marketing di Event
1. Gunakan Tools Analytics
Manfaatkan Google Analytics, Meta Ads Manager, atau platform event management yang punya fitur insight. Dari sini, kamu bisa melacak dari mana audiens tahu tentang eventmu.
2. Manfaatkan Data Registrasi
Form registrasi jangan cuma isi nama dan email. Tambahkan pertanyaan ringan soal minat atau preferensi. Data ini bisa dipakai untuk segmentasi promosi.
3. Retargeting Audiens
Gunakan iklan berbayar untuk menargetkan orang yang sudah pernah berinteraksi, misalnya yang sudah klik halaman event tapi belum beli tiket.
4. Gunakan Retargeting Ads
Data bisa dipakai untuk menjangkau orang yang sudah menunjukkan minat tapi belum ambil keputusan. Misalnya, orang yang klik link pembelian tiket tapi gak checkout. Retargeting iklan bisa jadi pengingat efektif.
5. Analisis Data Pasca Event
Jangan buang data setelah event selesai. Simpan dan analisis untuk strategi event berikutnya. Semakin lama datanya terkumpul, semakin akurat prediksi yang bisa kamu buat.
Data-driven marketing bukan hanya tren, tapi sudah jadi kebutuhan untuk memastikan event lebih sukses. Dengan strategi ini, promosi jadi lebih tepat sasaran, tiket lebih cepat terjual, peserta merasa lebih personal, dan eventmu punya nilai tambah dibanding kompetitor.
Dari semua strategi data-driven marketing di atas, mana nih yang paling pengen kamu coba buat bikin eventmu lebih sukses?
Jangan lupa terus ikutin update di agendakota.id, biar gak ketinggalan insight marketing terbaru, tips sukses event lainnya!
