Sleep tourism diprediksi menjadi tren wisata pada 2025. Apa itu sleep tourism dan bagaimana hal tersebut menjadi dicari banyak orang?
Sleep tourism adalah tren pariwisata yang tengah booming di mana pelancong mengunjungi hotel yang memberikan pengalaman khusus untuk meningkatkan kualitas tidur para tamunya.
Sleep tourism atau pariwisata tidur adalah konsep perjalanan yang berfokus pada pengalaman relaksasi, perbaikan kualitas tidur, dan revitalisasi tubuh. Tren ini muncul sebagai respons terhadap meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan fisik, terutama setelah pandemi COVID-19.

Data dari Global Wellness Institute (GWI) menunjukkan bahwa sektor wellness tourism tumbuh pesat, dengan nilai mencapai lebih dari $919 miliar pada 2023, dan diproyeksikan terus meningkat hingga 9,9% per tahun. Sleep tourism menjadi bagian penting dari tren ini, karena menonjolkan pengalaman unik untuk memulihkan energi melalui tidur berkualitas.
Sebagaimana dipahami, istirahat dan tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tidak hanya menghilangkan rasa lelah dan kantuk, tidur yang cukup dapat memberikan beragam manfaat bagi kesehatan tubuh. Meski demikian, tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan tidur yang cukup. Salah satu penyebab paling umum yang mengganggu tidur adalah stress berlebihan.
Stres dapat menyebabkan kurang tidur, dan kurang tidur dapat menyebabkan stres yang lebih parah. Masalah kurang tidur dan stress juga semakin umum di tengah masyarakat modern yang memiliki segudang aktivitas.

Melihat hal ini, banyak hotel mulai menerapkan tren wisata tidur atau sleep tourism yang didukung oleh kesehatan. Tren ini terus meningkat sejak pandemi, memanfaatkan kurangnya tidur masyarakat dunia dan keinginan untuk mendapatkan tidur malam yang benar-benar nyenyak.
Mengutip laporan ABC, hotel-hotel di seluruh dunia telah menawarkan paket khusus, mulai dari US$ 300 (Rp 4,7 juta) hingga US$2.500 (Rp 39 juta), yang dirancang untuk menyediakan suasana yang tenang bagi para tamu. Hotel juga menyediakan teknologi pendamping tidur yang canggih serta memberikan perangkat untuk membangun dan mempertahankan kebiasaan tidur yang lebih baik di rumah.
Dari produsen tempat tidur asal Swedia, Hastens, Sleep Spa Hotel pertama di Portugal hingga Four Seasons Resort Maui di Wailea, pengalaman tidur yang sehat ditetapkan sebagai tren utama di hotel-hotel mewah.
Meskipun tidak ada produk kesehatan yang ditawarkan oleh hotel-hotel ini, tren sleep tourism sedang meningkat dan diperkirakan akan terus tumbuh. Hingga saat ini, ada banyak properti ataupun perhotelan yang memanggil para ahli medis untuk memberikan saran tentang ilmu pengetahuan mengenai tidur.
Meningkatnya Stres dan Gangguan Tidur
Menurut laporan World Sleep Society (2022), lebih dari 62% orang dewasa mengalami gangguan tidur seperti insomnia dan sleep apnea. Pola hidup modern yang penuh tekanan, paparan perangkat elektronik, dan kurangnya aktivitas relaksasi berkontribusi terhadap kualitas tidur yang buruk. Sleep tourism menawarkan solusi berupa kombinasi kegiatan fisik, meditasi, dan pola hidup sehat yang terbukti meningkatkan kualitas tidur.
Mengapa Tidur Jadi Prioritas Saat Liburan?

Menurut data CDC, sebanyak 36,8 persen orang Amerika Serikat (AS) mengalami kekurangan tidur. Hal tersebut, menurut survei Gallup, disebabkan adanya peningkatan stres, dengan setengah dari orang mengalami stres dan masalah tidur.
Hubungan keduanya sulit dipisahkan, karena kurang tidur dapat menyebabkan stres, dan stres dapat menyebabkan kurang tidur. Wajar saja, jika seseorang kurang tidur, ia cenderung mengalami tingkat stres yang tinggi.
Maka dari itu, liburan yang menenangkan dapat membantu kamu untuk kembali bersemangat.
Manfaat Kesehatan yang Terbukti

Penelitian dari National Institutes of Health (NIH) menunjukkan bahwa tidur yang cukup dan berkualitas dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, dan meningkatkan konsentrasi serta produktivitas. Aktivitas seperti yoga, sound healing, dan pola makan sehat adalah cara efektif untuk memperbaiki kualitas tidur.
Bagaimana Tren “Wisata Tidur” Ini Berkembang?

Survei terbaru dari Hotel Hilton yang melegenda, menunjukkan bahwa alasan terbesar orang ingin bepergian adalah untuk “beristirahat dan mengisi ulang tenaga”.
Oleh karena itu, Hilton memprioritaskan fasilitas Power Down, di mana menyediakan kasur dan perlengkapan tidur dilengkapi dengan pengontrol suhu berkualitas, kaus kaki sandal, serta teknologi pengedap suara.
Hotel -Hotel Tawarkan Fasilitas Menunjang Tidur Berkualitas

Hotel-hotel lain juga tampaknya mulai memperhatikan keinginan tamu mereka untuk dapat tidur lebih baik dan mulai menawarkan Menu Bantal, mencakup pilihan bantal yang bisa digunakan tamu, seperti bulu angsa atau lainnya, demi membantu menciptakan suasana tidur lebih baik.
Resor-resor juga mulai menyediakan pengalaman yang berpusat pada kegiatan tidur. Misalnya, Hotel Conrad di Bali, memiliki opsi “Terapi Tidur SWAY”, yakni tamu dapat beristirahat di tempat tidur gantung berbentuk seperti kepompong selama satu jam.
Resor lainnya, di Castle Hot Springs di Arizona, menawarkan paket “Soak & Slumber”, di mana para tamu bisa mengikuti serangkaian aktivitas yang dirancang khusus untuk meningkatkan kualitas tidur.
Setiap tamu juga mendapatkan perlengkapan tidur berisi body butter, bantal, masker pendingin mata, gelang tembaga (yang dapat membantu merelaksasi tubuh), teh, dan cokelat.
Tren wisata ini secara alami selaras dengan tren wisata kebugaran, jadi sepertinya akan ada lebih banyak tempat penginapan yang menawarkan aktivitas dan fasilitas khusus untuk tidur dan pusat kebugaran pada tahun 2025.
Cara Membuat “Wisata Tidur”-mu Sendiri
Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk dapat terbang ke seluruh dunia demi mendapatkan tidur yang lebih baik. Meski begitu, kamu tetap dapat mengambil konsep dari tren perjalanan ini untuk menciptakan tempat menginap ideal bagimu sendiri.
Pertama, anggaplah tempat tidurmu seperti hotel mewah. Perbarui seprai, gunakan peredam suara, dan temukan kasur serta bantal yang sempurna dan nyaman untuk tidur.
Selanjutnya, tetapkan beberapa hari untuk libur kerja atau manfaatkan akhir pekan agar kamu bisa melakukan penyesuaian jadwal tidur. Buatlah daftar kegiatan yang biasa dilakukan di resor, seperti yoga sore, mandi air hangat, atau perawatan wajah seperti di spa.